KRONIK.co.id – Presiden terpilih Prabowo Subianto dan Wakil Presiden terpilih Gibran Rakabuming Raka berkomitmen untuk mengatasi krisis perumahan di Indonesia dengan membentuk Kementerian Perumahan baru dan menargetkan pembangunan 3 juta rumah per tahun. Rencana ambisius ini diharapkan dapat membantu mengatasi kesenjangan besar dalam kebutuhan perumahan (backlog) di Tanah Air.

Ketua Satgas Perumahan Presiden Terpilih, Hashim S. Djojohadikusumo, menjelaskan bahwa dari total 3 juta rumah yang akan dibangun setiap tahunnya, 1 juta unit akan dibangun di kawasan perkotaan untuk masyarakat berpenghasilan rendah (MBR), sementara 2 juta unit lainnya akan difokuskan di pedesaan, termasuk 1 juta unit di wilayah pesisir.

Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) dalam Survei Sosial Ekonomi (Susenas) 2023, backlog perumahan masih mencapai 9,9 juta unit. Setiap tahunnya, potensi tambahan backlog mencapai 800.000 unit akibat pertambahan rumah tangga baru.

“Kita akan mendirikan Kementerian Perumahan seperti dulu, dan RAPBN tahun depan sudah mengalokasikan Rp 53 triliun untuk memulai program ini,” jelas Hashim dalam acara APEC BAC Indonesia: Optimisme Dunia Usaha dalam Bermitra dan Menyongsong Pemerintahan Prabowo-Gibran, Sabtu (31/8).

Wakil Ketua Umum DPP Real Estate Indonesia (REI), Bambang Ekajaya, mengatakan bahwa pembentukan Kementerian Perumahan adalah langkah yang tepat untuk mengatasi masalah perumahan di Indonesia. Namun, ia juga menegaskan bahwa target 3 juta rumah per tahun membutuhkan usaha besar, termasuk anggaran yang memadai dan kerjasama yang kuat dengan sektor swasta.

Bambang juga mengusulkan pengembangan hunian vertikal yang lebih hemat lahan dan terintegrasi dengan transportasi sebagai solusi untuk memenuhi kebutuhan perumahan masyarakat berpenghasilan rendah.

Direktur Eksekutif Indonesia Property Watch (IPW), Ali Tranghanda, mengingatkan bahwa kesiapan bank tanah, Badan Percepatan Penyelenggaraan Perumahan (BP3), dan dana abadi perumahan sangat penting untuk mencapai target ambisius ini. Tanpa kesiapan tersebut, target 3 juta rumah per tahun bisa menjadi tantangan yang sulit dicapai.